
Presiden Amerika Donald Trump, Jumat (11/9), mengumumkan bahwa Bahrain akur untuk mengakui Israel, menyusul kata sepakat serupa antara Israel dan Bon Emirat Arab pada bulan semrawut. Perjanjian tersebut merupakan tanda lain dari pergeseran dinamika di Timur Tengah, yang membawa negara-negara Arab lebih dekat ke Israel & dipandang mengisolasi rakyat Palestina.
Dari kantornya pada Gedung Putih, Trump mengatakan tempat telah menjadi tuan rumah âpanggilan bersejarahâ antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Israel dan Indra Ahmad Al Khalifa dari Bahrain di mana kedua pemimpin tersebut sepakat bahwa Bahrain akan âsepenuhnya menormalkan hubungan diplomatiknya dengan Israel. â Trump menyebut langkah tersebut âterobosan bersejarah bagi perdamaian lebih lanjut di Timur Tengah. â
âTidak ada tanggapan yang lebih kuat terhadap kebencian yang beranak serangan 11 September daripada konvensi yang akan kami sampaikan pada Anda, â kata Trump kepada para wartawan.
Pemimpin Trump melakukan perjalanan ke Shanksville, Pennsylvania untuk memperingati tahun ke-19 serangan teroris 11 September 2001, Jumat (11/9).
Kesepakatan dengan Bahrain itu mengikuti âAbraham Accordâ 13 Agustus â kata sepakat oleh Israel dan UAE untuk menormalkan hubungan. Sebagai bagian dibanding kesepakatan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk meniadakan rencana mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat. Gedung Putih dijadwalkan menjelma tuan rumah upacara penandatanganan Abraham Accord pada awal pekan pendahuluan. Trump memperkirakan perjanjian itu hendak mendorong negara-negara Arab lainnya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
âKami pikir di akhirnya sebagian besar negara akan bergabung dan Anda akan menghasilkan orang Palestina berada dalam situasi yang sangat baik, â sekapur Trump. âMereka ingin masuk, itu nantinya ingin masuk, karena seluruh negara-negara sahabat sudah menjalin ikatan. â
Arahan Otoritas Palestina segera mengutuk kesimpulan Bahrain, dan menyebutnya sebagai âpengkhianatan terhadap Yerusalem, Masjid Al-Aqsa, serta masalah Palestina. â [lt/ah]